📍 Rupat, 16 Mei 2025 — Di bawah langit biru dan bisik ombak yang menari di tepian pantai, Saresehan Puisi HARBA KB PII ke-78 se-Riau menjadi denyut harapan baru. Tiga hari yang bukan sekadar perhelatan, tapi pertemuan hati, jiwa, dan nurani—antara puisi dan keimanan, antara seni dan perjuangan.
Acara ini berlangsung pada 11–13 Mei 2025, di pesisir eksotis Pulau Rupat. Para penyair, cendekiawan, budayawan, dan generasi muda hadir dalam semangat yang menyala. Di ruang sederhana namun penuh makna, suara-suara puisi menggetarkan udara, menyulam makna dari kata menjadi doa.
────────────────────────────────────────
📝 Puisi: Bahasa Batin yang Tak Pernah Mati
Ketika Dr. Nurdin Abd Halim berdiri membacakan puisi, suasana menjadi hening—seolah alam pun ikut mendengar. “Puisi adalah suara batin yang tak lekang oleh waktu,” ucapnya lirih, namun menghujam. Kata-katanya mengalir seperti zikir, mengajak hadirin menyelami makna keberadaan, kemanusiaan, dan keabadian perjuangan.
Tak kalah mendalam, Prof. Madya Dr. Muhammad Husnu Abadi turut menuturkan bahwa puisi bukan hanya seni, tapi jembatan rasa dan akal. “Dengan puisi, kita berbicara bukan hanya dengan kepala, tapi dengan hati dan jiwa,” tegasnya.
────────────────────────────────────────
🌱 Tantri Subekti: Seni yang Bertunas dari Iman
Salah satu jiwa acara ini adalah Tantri Subekti, pendiri Sanggar Seni Padepokan Bambu Dumai. Sejak 2008, ia menyalakan obor kebudayaan di kota kecil yang kini telah membakar semangat hingga ke tingkat nasional. Sanggar ini bukan sekadar tempat berkesenian, tapi rumah bagi nilai, akar, dan iman.
Tantri dikenal dengan karya-karyanya yang menyentuh spiritualitas, seperti “Menaklukkan Angin di Negeri Oman” dan “Bulan dan Matahari dalam Satu Ranting.” Melalui puisinya, ia membawa Dumai ke pentas internasional, namun tetap membumi dan membasuh jiwa.
Dalam sesi refleksi, Tantri menyampaikan harapan menyentuh, “Kami hadir bukan hanya untuk tampil, tapi untuk mempertebal akar budaya dan keimanan. Seni adalah bentuk ibadah dan perjuangan.”
Ia menambahkan, “Saya berharap acara seperti ini bisa menjadi event tahunan yang menyatukan seni dan religiusitas, sebagai suluh untuk jiwa-jiwa muda yang haus makna dan arah.”
────────────────────────────────────────
Kolaborasi Lintas Jiwa dan Ilmu
✨ Selain Tantri, hadir pula tokoh-tokoh dari berbagai bidang yang menginspirasi:
-
Dr. Nurdin Abd Halim: Penyair dan intelektual spiritual.
-
Prof. Madya Dr. Muhammad Husnu Abadi: Pakar hukum dan budaya.
-
Eviliya, S.Ag, Gr: Pendidik yang membangun semangat literasi Islami.
-
Syamsul Kamal Marbun: Pendakwah digital yang merangkul generasi Z.
-
Apt. Nurul Fikriyah: Penggiat kesehatan dan nilai budaya.
-
Muhyar Hayat: DPRD Indragri Hulu
-
Nurbaya, M.A.: Pemerhati tradisi dan pendidikan.
-
Muhammad Nasir, S.Ag: Tokoh kampus yang mendorong perubahan spiritual dan sosial.
M. Zainuddin, M.A
Efrida Yanti, M.Pd
Irwandi, M.A – Ketua Dai Rantau Minang (DARAM) Kota Dumai
💡 Pertemuan lintas disiplin ini menghadirkan pesan kuat: bahwa untuk membangun peradaban, kita butuh syair yang menyentuh jiwa, ilmu yang membimbing akal, dan iman yang meneguhkan langkah.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
💌 Pesan Terindah dari Pesisir Rupat
🌅 Saresehan ini bukan hanya acara, melainkan gema kesadaran, pelukan kebersamaan, dan doa-doa yang berwujud dalam bait-bait puisi. Seni di sini bukan sekadar hiburan, tapi jalan menuju Tuhan dan kemanusiaan.
🌌 Langit malam di Rupat seolah ikut bersaksi: bahwa dari tempat ini, kebangkitan nilai dan jiwa telah dinyalakan. Harapan terpatri, agar puisi, seni, dan religiusitas terus dipelihara dalam ruang-ruang publik yang membina bukan hanya pikiran, tapi juga nurani.
PARA
TOKOH HADIRIN: PROFIL DAN JEJAK PERJUANGAN
🎭
Tantri Subekti – Budayawan & Pendiri Sanggar Padepokan Bambu Dumai
Sosok sentral dalam acara ini. Sejak
2008, Tantri mendirikan Sanggar Seni Padepokan Bambu sebagai rumah kreativitas
bagi anak-anak, pemuda, dan masyarakat Dumai. Ia telah melahirkan ratusan
karya, mulai dari puisi, teater, hingga pertunjukan budaya yang menyeimbangkan
antara estetika dan nilai religius.
“Saya ingin acara seperti ini menjadi
agenda tahunan. Kita butuh ruang yang memadukan seni, nilai, dan iman sebagai
suluh peradaban,” ungkap Tantri, yang juga aktif mengangkat potensi perempuan
dalam seni.
📖
Dr. Nurdin Abd Halim – Penyair, Intelektual, & Tokoh Spiritualitas Riau
Dikenal sebagai salah satu penyair
sufi dari Riau, karya-karya Nurdin menggugah kesadaran batin dan nilai
kemanusiaan. Dalam sesi puisi, ia membacakan sajak yang memadukan iman,
penderitaan umat, dan harapan masa depan.
“Puisi bukan hiasan. Ia adalah
jeritan jiwa dan keheningan yang bertanya: di mana manusia dan Tuhannya
berdiri?”
Dr.
Nurdin Abd Halim adalah akademisi dan tokoh dakwah di Riau yang juga aktif
mengkritisi dan memikirkan perkembangan politik, khususnya di tingkat lokal.
Melalui bukunya "Media dan Politik",
ia mengulas bagaimana media massa membentuk wacana politik dan opini publik di
Riau.
Walaupun tidak menjadi politisi, Dr. Nurdin kerap
tampil di seminar dan diskusi, mengajak pemuda dan aktivis untuk mengedepankan
etika dan integritas dalam berpolitik. Pandangannya menekankan bahwa politik
harus berlandaskan nilai spiritual dan kepedulian sosial, bukan semata mengejar
kekuasaan.
Sebagai intelektual dihormati, pemikirannya menjadi
acuan penting dalam pembahasan etika kepemimpinan dan pembangunan sosial di
Riau. Dr. Nurdin berperan besar dalam menghubungkan dakwah, pendidikan, dan
politik untuk kemajuan masyarakat.
📚
Prof. Madya Dr. Muhammad Husnu Abadi – Akademisi UIR & Pengamat Budaya
Islam
Tokoh yang konsisten menyuarakan pentingnya budaya sebagai instrumen dakwah dan
perubahan sosial. Dalam diskusi saresehan, ia menekankan bahwa kebangkitan umat
harus dimulai dari pemaknaan terhadap bahasa dan sastra.
Selain menyampaikan gagasan bahwa
puisi adalah jembatan antara rasa dan akal, beliau juga membacakan puisi
berjudul "Rembulan" yang menggambarkan sinergi alam dan kekuatan doa
hingga terasa mencapai puncak langit. Husnu Abadi merupakan seorang penggiat
seni asal Bali yang telah lama menetap di Riau. Sebagai tokoh budaya dan
akademisi, ia memberikan pengaruh besar dalam perkembangan seni di Riau melalui
pemikiran serta kontribusi aktifnya dalam berbagai kegiatan seni dan budaya.
👩🏫
Eviliya, S.Ag,Gr – Aktivis Pendidikan Islami & Pegiat Literasi Anak
Sosok inspiratif dari Pekanbaru yang
mendorong pembelajaran Islami yang menyenangkan. Ia juga aktif dalam komunitas
ibu-ibu penggiat literasi Islami, menyuarakan pentingnya pendidikan ruhani
sejak dini.
🧕
Apt. Nurul Fikriyah – Apoteker & Budayawan Muda
Meski berlatar kesehatan, Nurul
aktif mengembangkan kegiatan seni-budaya Islami di lingkungan remaja dan
mahasiswa. Ia percaya bahwa sehat jiwa, sehat budaya, sehat bangsa harus
menjadi gerakan generasi muda.
🎤
Syamsul Kamal Marbun – Pendakwah Digital & Influencer Dakwah Kaum Muda
Tokoh yang dikenal melalui konten-konten
pendek berdakwah di TikTok dan Instagram. Dalam sesi diskusi, ia menegaskan
bahwa “Dakwah harus merangkul, bukan menghakimi. Dan puisi adalah bentuk dakwah
paling lembut.”
📚 Muhyar Hayat – Anggota DPRD INHU Termuda
Muhyar Hayat membawa semangat baru dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya di bidang pelayanan publik dan kesejahteraan sosial. Keterlibatannya dalam isu-isu kesehatan dan ekonomi lokal mencerminkan komitmennya terhadap peningkatan kualitas hidup warga Inhu.
🧕
Nurbaya, M.A – Akademisi & Pemerhati Tradisi Perempuan Melayu
Kerap mengangkat isu perempuan dalam
konteks adat dan agama. Ia mempresentasikan puisi tentang “Ibu di Balik
Dinding”, sebuah kritik lembut terhadap patriarki, tapi tetap berpijak pada
nilai-nilai Islam.
👳♂️
Muhammad Nasir, S.Ag – Tokoh Pemuda & Dan Pejabat UIN RIAU
Seorang penggerak kajian Islam
kontemporer, yang menekankan pentingnya generasi muda menulis. Dalam sesi
puisi, Nasir membacakan puisinya “Mimbar Tak Bertirai”, yang mendapat tepuk
tangan panjang dari peserta.
_______________________
⭐ M. Zainuddin, M.A
✨ Efrida Yanti, M.Pd
🕌 Irwandi, M.A
Ketua Dai Rantau Minang (DARAM) Kota Dumai
Irwandi, M.A menjabat sebagai Ketua Dai Rantau Minang (DARAM) Kota Dumai, sebuah organisasi yang menjadi wadah komunitas perantau Minangkabau di daerah tersebut. Pelantikan pengurus DARAM turut dihadiri oleh Wali Kota Dumai beserta para tokoh masyarakat Minang, menandakan eksistensi dan kontribusi aktif organisasi ini dalam membangun sinergi antara perantau dan pemerintah daerah.
🌊
RUPAT: SAJADAH ALAM UNTUK PUISI DAN DOA
Di tengah nyanyian laut dan hamparan
pasir yang suci, acara ini mencipta jejak yang tak terlupakan. Malam ditutup
dengan pembacaan puisi bersama, zikir reflektif, dan harapan agar puisi tak
hanya jadi hiburan, tapi hidayah.
💬 Penutup: Dari Pesisir, Bangkit Harapan
Saresehan Puisi ini menegaskan satu
hal: bahwa seni, iman, dan ilmu bukanlah jalan terpisah, tapi simpul
yang menyatukan kekuatan umat. Dari pesisir kecil bernama Rupat, cahaya harapan
menyala—bukan dengan sorot kamera, tapi dengan nyala jiwa.
“Mari jadikan puisi bukan hanya
sebagai kata, tapi sebagai cahaya. Bukan hanya suara, tapi juga suluh
peradaban.”
(–Tantri Subekti)
Acara saresehan puisi ini juga mencakup kegiatan melawat
menuju Beting Aceh di Rupat dengan menggunakan speed boat. Perjalanan yang
tidak sampai satu jam itu terasa singkat karena keindahan Beting Aceh yang
mempesona—hamparan pasir putih, air laut jernih, dan panorama alam yang memikat
menjadi pelengkap perjalanan spiritual dan kebudayaan para peserta.
VISI DAN MISI Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia
(KB PII)
🎯
Visi
"Lembaga Perekat dan Sumber
Dinamika Ummat untuk Mencapai Izzul Islam wal Muslimin"Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia
🛠️
Misi
- Precise:
Menjadi sumber pemikiran bagi lembaga-lembaga keummatan dan kebangsaan.
- Responsive:
Mengusahakan terjalinnya silaturrahim yang menghasilkan kerjasama dan
sinergi ummat dalam semua bidang kehidupan masyarakat.
- Support:
Membantu pengembangan aktivitas PII dalam mencapai tujuannya
0 Comments