Cerita Mistik ✨
Udara di Negeri Oman terasa begitu berbeda, seakan menyambut kami dengan hangat. Kami berangkat dari Bandara Sukarno-Hatta, Gate 3, menuju Oman bersama rombongan yang dipimpin oleh Bang Asnur. Setelah menempuh perjalanan panjang, kami tiba di Bandara Muscat, Oman, pada tanggal 28 Juli 2023. Keamanan di sana begitu ketat, kami harus melewati pemeriksaan yang cukup lama dan mengantri dalam barisan yang panjang. Perjalanan panjang dari Indonesia menuju Oman yang memakan waktu sekitar 9 jam membuat kami merasa lelah. Namun, esoknya kami harus melanjutkan perjalanan ke Turki.
Hotel Platinum Oman 🏨
Jam menunjukkan pukul 9 malam ketika akhirnya kami tiba di Hotel Platinum Oman. Keletihan yang kami rasakan seketika hilang saat melihat desain interior hotel yang begitu memukau. Meskipun hotel ini tidak begitu luas, pemanfaatan ruang dan desain interior yang tepat membuat suasana terasa megah dan mewah tanpa berlebihan. Lampu-lampu yang terpasang di sisi kanan dan kiri, serta kualitas karpet yang luar biasa halus, membuat koper kami melaju dengan mudah di atasnya. Karpet yang sangat halus dan tebal itu sepertinya dikerjakan dengan penuh ketelitian.
Makanan dan Kesan Pertama 🍽️
Sesampainya di hotel, kami langsung disambut oleh pelayan yang mengarahkan kami menuju restoran di lobi hotel. Saat itu, kami masih terbayang rasa hangat dan nikmatnya sop jagung yang kami nikmati, mungkin karena lidah kami belum terbiasa dengan rasa makanan lain yang cenderung menggunakan saus asam dan keju.
Rasa lega mulai mengalir saat kaki kami dapat merebahkan tubuh di kursi sofa. Kami mendengarkan instruksi dari ketua rombongan, Bang Asnur, yang membagikan kunci kamar untuk setiap pasangan. Aku bersama suami, dan banyak penyair lain yang juga ditemani pasangan mereka, seperti Bapak Caniago bersama Ibu Tuti, dan lainnya. Liburan yang berisi puisi sastra ini terasa sangat nikmat, dan bersama suami, kami merasa seperti sedang berlibur di ruang yang berbeda.
Suasana Kamar Hotel 🛏️
Sajak-sajak puisi yang terangkai sepanjang perjalanan begitu mengalir tanpa terasa. Kami baru menyadari betapa pentingnya membahagiakan diri melalui wisata puisi ini.
Waktu berlalu begitu cepat, dan kami pun bersiap menuju kamar hotel sesuai dengan pembagian nomor kamar. Kami mendapatkan kamar yang berada di tengah. Aku tak pernah merasa lelah melihat setiap ornamen hotel yang disuguhkan—lukisan-lukisan di dinding, dan ketika pintu kamar kami buka, aku sedikit terpana dengan suasana kamar yang tidak terlalu luas namun terasa nyaman. Lampu penerangan yang remang-remang memberikan kesan hangat, berbeda dengan kamar hotel di Indonesia yang biasanya terang benderang.
Kondisi Suami yang Memburuk 💔
Kami segera membereskan tas dan mandi cepat, lalu sholat. Tubuhku sudah meminta untuk beristirahat, dan mataku hampir terpejam ketika aku merasakan suami mulai merintih menahan sakit. Kaki suami mulai membengkak, dan keringat dingin mengucur deras dari tubuhnya. Aku belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya, wajahnya sudah mulai membiru, dan kecemasan mulai menyelimuti aku. Segera aku baluri kaki dan sekujur tubuhnya dengan minyak kayu putih.
Jam berdetak dengan cepat, dan jantung pun berdebar kencang. Bayangan tidur yang nyenyak hilang begitu saja, melihat suami yang merintih kesakitan. Di negeri orang ini, akuj mencari-cari dokter dalam hati. Aku semakin gelisah dan akhirnya memutuskan untuk sholat tahajud, memohon kepada Allah untuk diberikan petunjuk dan kemudahan. Tak terasa waktu berlalu semakin larut, namun suami masih bertahan, berdiri dan berbaring dalam kerisauan.
Pertemuan Misterius dengan Dokter 👨⚕️
Saat kami berada di tempat sholat tahajud, tiba-tiba—di rakaat terakhir—aku merasakan ada seseorang yang datang, seorang dokter dengan perawakan tinggi besar, wajah khas Timur Tengah. Bulu kuduk berdiri. Aku merasa takut menoleh ke arah suara langkah kaki yang mendekat, langkahnya begitu berat, seolah bergetar. Aku ragu untuk membuka mata, takut jika itu hanya halusinasi. Namun, aku bisa merasakan kedatangannya. Dia mondar-mandir, memeriksa kondisi kesehatan suami Ku. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia memberikan tanda bahwa semuanya akan baik-baik saja, hanya perlu beberapa hari untuk bisa melewati masa ini.
Aku merasa tak percaya, namun kenyataan ini terjadi. Ketika aku mulai menyadari apa yang aku lihat, sosok itu tiba-tiba menghilang begitu saja.
Perasaan yang Tak Terlupakan 🌙
MashaAllah, Ya Allah, aku memohon pada-Mu untuk kesembuhan suamiku. Ke mana lagi kami harus mencari dokter di negeri orang ini?
Namun, Allah menurunkan kabar, memberi rasa ketenangan, bahwa ada yang datang memeriksa suami Ku. Dalam hitungan menit, sosok itu menghilang ditelan oleh waktu dan cahaya malam.
Akhirnya, kami memberanikan diri membuka mata, meluluri tubuh suami dengan minyak kayu putih sekali lagi. Antara percaya atau tidak, yang terjadi memang nyata. Suami Ku akhirnya tertidur, meski hanya beberapa jam sebelum subuh.
Kenangan perjalanan ini sungguh tak terlupakan, penuh dengan momen yang sulit diterima akal manusia. Namun, aku merasakan begitu dekatnya Allah yang selalu melukiskan setiap perjalanan hidup Ku. Saat aku merawat suami yang tiba-tiba mengalami penurunan kondisi fisik, aku merasa ada kekuatan tak tampak yang mendampingi kami, memberikan ketenangan di tengah kecemasan yang begitu besar.
Kisah Romantis di Pesawat ✈️
Di sela-sela kursi pesawat, aku merasakan bunyi klik kamera dari ponsel. Tepat di tengah tangan kami yang selalu bergandengan, seolah tak terpisahkan. Ketika pesawat akan segera mendarat, seorang profesor bercanda, "Maaf, Mas, kami ambil gambar tangan kalian yang tak pernah terpisahkan."
"Untuk apa?" tanya Ku.
"Mau aku kirimkan ke istriku," jawabnya.
Aku terkejut, "Apa?!" Mataku terbelalak.
"Iya, izinkan kami kirimkan gambar ini supaya istriku tahu, ada wanita sehebat ini yang selalu merawat suaminya dengan penuh cinta tanpa mengeluh selama perjalanan."
Suami Ku tersenyum, seolah bangga memiliki istri seperti aku. Kami pun tertawa, berbincang dengan teman-teman satu rombongan yang ikut merasakan kebahagiaan kami. Mas Koes, teman kami, memberikan sesuatu yang sederhana namun penuh makna.
"Ma, kalau mama suka, ambil saja. Jangan lihat harga, nanti mama menyesal kalau tidak membeli," kata Mas Koes sambil menyerahkan ATM di tanganku.
Teman-teman pun terkejut. "Oh my God, ada suami seperti ini!" gumam mereka.
Penutup 🌹
Ya, Mas Koes memang sangat sayang pada istrinya. Karena itu, aku selalu berusaha untuk membahagiakan hatinya, untuk menjadi sesuatu yang paling bermakna dalam hidupnya. Semoga kebahagiaan kami abadi, aamiin.
Oman, Juli 2023
BERSAMBUNG .....
0 Comments